Sabtu, 21 Juli 2012

Kepribadian Muslim


MEMBANGUN KEPRIBADIAN MUSLIM

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kita bersyukur ke hadlirat Allah SWT, bahwa pada abad 20 ini Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya di benua Eropa. Kesadaran  untuk memeluk Agama Islam, sekaligus  mengamalkan ajaranya, dari hari kehari kian semarak. Di Perancis, Belanda, Australia bahkan di Amerika sendiri sebagai Negara Adidaya saat ini menunjukkan geliat semangat berIslam. Termasuk di negara-negara Asia,  syi’ar Islam semakin bergairah. Hal ini sebagai bukti,   bahwa Islam adalah Agama yang mengajarkan kedamaian, kebersahajaan sekaligus sebagai jalan hidup dalam menggapai  keselamatan yang haqiqi dunia hatta akherat sebagai rahmat Ilahi.
Namun disisi lain, dibalik meningkatnya kesadaran  ummat manusia untuk menerima  Diinul- Islam, kita juga dihadapkan pada satu persoalan serius, bahwa saat ini  ummat Islam, baik  dalam skala global maupun nasional tengah  menghadapi tantangan yang sangat dasyat, yang ditengarai   digerakkan oleh kekuatan yahudi dengan gerakan ”Zionisme”  mereka, yang sangat halus dan licik, juga gerakan yang digelorakan   oleh ”kaum Munafik”. Sebenarnya ancaman saat ini tidak jauh berbeda dengan ancaman yang dihadapi oleh Rasulullah SAW dan para shabat nabi, disaat menyampaikan dakwah Islam pada saat itu. Yang membedakan hanya cara dan strategi yang mereka lakukan. Dalam hal ini Allah SWT mengingatkan kita dalam salah satu firmanNya,  dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat: 60  berikut ini :

 ”Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, Kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar”.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
            Ada empat tantangan ummat Islam, sebagai siasat Yahudi dan kaum Munafik saat ini yang harus kita waspadai untuk kemudian kita carikan solusi demi tetap menjaga martabat dan kepribadian kita sebagai seorang Muslim.

Ke-Empat tantangan dimaksud  antara lain, 
  1. Ar-Riddah atau pemurtadan Aqidah
  2. Ifsaadul Akhlaq atau perusakan Akhlak.  
  3. Izdaabatusy-Syahsyiyyah atau hilangnya kepribadian sebagai seorang muslim,  
  4. Tahthiimul Fikrah atau penghancuran akal fikiran ummat Islam
Disadari atau tidak, keempat persoalan di atas kini telah masuk dalam ranah kehidupan ummat Islam. Jika hal ini tidak segera kita perangi, maka cepat atau lambat ummat Islam akan kehilangan jati dirinya sebagai ”khoiru ummah” sebagai  ummat pilihan, berarti pula lenyap kepribadian kita sebagai seorang muslim.

Sekilas mari kita renungkan, tentang keempat tantangan dimaksud. Pertama tentang ”Ar-Riddah” atau pemurtadan Aqidah. Ada dua sisi  pemurtadan Aqidah yang terjadi saat ini yakni dalam arti keluar dari Agama Islam  (murtad), atau keluar dari Aqidah Islam yang benar (sesat). Ar-Riddah dalam artii yang pertama dapat kita buktikan dengan semaraknya pemurtadan dimana-mana, terutama melalui program krestenisasi. Kondisi  ekonomi yang mendera sebahagian ummat Islam, ternyata menjadi cara  paling efektif untuk memalingkan keyakinan saudara-saudara kita dari ber-Islam menjadi inkarul Islam. Termasuk sektor kesehatan, pendidikan, bahkan melalui jalur perkawinan, menjadi strategi paling menjanjikan untuk memalingkan ummat Islam dari Agamanya. Sementara dalam sisi yang kedua, kita juga disodori sebuah realita, munculnya oknum Umat Islam yang memiliki aqidah rapuh, dengan mengklaim dirinya sebagai nabi atau rusul atau imam mahdi. Alirah Ahmadiyah Qadian yang diimami oleh Mirza Ghulam Ahmad, Jama’ah Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang digagas oleh Ahmad Mushodek, Kerajaan Eden bikinan Lia Aminuddin dan lain sebagianya, menjadi bukti nyata bahwa itu semua adalah bentuk Ar-Riddah yang harus diperangi secara serius dan tegas.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumulah.
Persoalan kedua yang juga tidak kalah hebatnya adalah munculnya ”Ifsaadul Akhlaq” atau perusakan akhlaq dalam diri ummat Islam, baik yang menimpa kalangan orang tua maupun kaum  remaja Islam. Khususnya generasi muda Islam tanpa disadari telah kehilangan jati dirinya sebagai ummat Muhammad SAW. Teladan hidup mereka bukan lagi sosok Rasulullah SAW sebgai ”Uswatun Hasanah”, tetapi sudah bergeser pada yang lain. Banyak generasi muda Islam yang tidak mengenal siapa Rasulullah, tidak memahami  ajaran beliau, apalagi mengamalkan sunnah-sunnahnya . Mereka lebih percaya diri mentauladani para artis, bintang sinetron, para musisi, dengan mengekspresikan segala tingkah laku mereka. Dari cara berbusana, berpenampilan , berbicara sampai dengan cara-cara bergaul. Generasi muda, termasuk di dalamnya remaja Muslim, telah menjadkan mereka sebagai tuhan, yang harus diikuti ajaranya. Islam yang mengajarkan etika sekaligus eistetika kini telah dilindas oleh gaya hidup kaum selebritis. Aqiah, ibadah, akhlak telah  hanyut dalam himpitan budaya jahiliyah moderen. Tragis dan mengerikan, tapi inilah realita!
Begitu pula pelarutan kepribadian atau ”Idzaabatusy-Syahsyiyyah” dalam diri ummat Islam, turut melengkapi pudarnya jati diri Muslim saat ini. Bukankah Allah SWT dengan tegas telah memilih kita, ummat Islam, sebagai ”Khoiru Ummah” atau sebaik-baik ummat?. Namun titel yang dianugerahkan Allah SWT pada diri ummat Islam ini tidak dipahami, alih-alih disyukuri dengan menjaganya. Justeru banyak ummat Islam yang tidak percaya diri, minder, malu dan merasa hina dengan Islam ini. Kalau kita melihat ummat lain, begitu percaya diri membawa kitab suci mereka dengan terang-terangan saat berangkat ketempat peribadatan, lain halnya dalam diri ummat Islam. Banyak yang merasa risih kalau harus membawa Kitab Suci Al-Qur’an saat pergi ke pengajian-pengajian, malu membawa mukena ketika berangkat ke kantor, ketempat-tempat seminar, ke kampus,  dengan dalih merepotkan, takut dibilang sok alim, takut dikatakan Islam ekstrim dan  banyak lagi alasan. Padahal yang terjadi  sebenarnya adalah telah memudarnya  rasa kepribadian atau kepercayaan diri sebagai seorang Muslim.
Allah SWT memuliakan kita, tapi kita justru menghinakan diri kita sendiri. Bahkan tidak sedikit, orang yang mengaku Muslim, namun dirinya tidak merasa berdosa ketika meninggalkan shalat, tidak berpuasa, tidak berzakat apalagi naik haji, padahal dirinya berkemampuan. Para kaum Muslimah, sebenarnya telah memahami dasar hukumnya, bahwa menutup ’aurat bagi wanita yang telah balihg itu hukumnya wajib, sebagaimana wajibnya perintah shalat. Tetapi kenyatannya, ada yang shalatnya mau, tetapi menutup ’auratnya nanti dulu, kalaupun ada yang telah mengenakan busana muslimah, kadang-kadang tidak sesuai dengan tuntunan syari’at. Asal nutup, asal kain, tidak diperhatikan bahan kainnya, transparankah atau tidak?

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Kondisi gelap ummat Islam saat ini juga diperparah dengan gerakan ”Tahthiimul Fikrah” atau proses perusakan akal fikiran. Kita harus sadari,  ada kekuatan secara tersistematik, bahwa  saat ini ummat manusia pada umumnya dan ummat Islam pada khususnya sedang dirusak akal fikiranya. Dengan apa mereka dirusak akal fikiran nya? Salah satu alat perusak akal fikiran manusia  adalah dengan miras dan narkoba. Berapa juta anak manusia yang  mati sia-sia, karena miras dan narkoba. Berapa besar anggaran negara yang habis hanya untuk menangani persoalan narkoba? Berapa orang tua yang stres, karena anak mereka telah kecanduan narkoba? Na’udzubillah min dzalik!
Jika persoalan Narkoba ini tidak ditangani secara serius, bukan mustahil duapuluh tahun kedepan, ummat manusia akan mengalami kehancuran secara total, baik dari sisi peradaban, martabat maupun kultur kemanusiaannyal. Mengapa tidak? Bagaimana jadinya jika manusia telah hancur jasmaninya, rusak akalnya, lemah pemikirannya, hilang semangat kerjanya? Bukankah martabat umat dan bangsa akan terjaga, selagi manusia-manusianya  memiliki jasmani yang kuat,  akal yang  sehat, pikiran yang cerdas serta  etos kerja yang semangat?. Wajar jika Rasulullah SAW melalui lisan beliau yang mulia pernah mengingatkan :

  ”Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamar, dan setiap kahamar adalah haram”. (HR. Abdullah bin Umar r.a).

Kaum Muslimin rahimakumullah.
Berpijak dari kenyataan di atas, lantas apa yang seharusnya kita lakukan dalam rangka menjaga ”Kepribadian” sebagai seorang Muslim?. Setiap  muslim harus memahami sekaligus memiliki ”Kepribadain” yang utuh dan paripurna. Kepribadian Muslim artinya aktiviatas kejiwaaan seorang muslim terhadap lingkungan hidupnya dalam dimensi agama, dengan menggunakan empat psyce (jiwa), yakni: pikiran, perasaan, instuisi semangat dan tanggapan indera. Untuk terbinanya Kepribadian Muslim, kita harus benar-benar mendalami ajaran Islam dengan menyatukan kerjasama dari keempat jiwa tersebut, secara  berimbang dan saling isi mengisi dalam menghadapai segala tantangan. Dengan demikian kita  akan memiliki kepribadian yang kokoh dalam hidup ini , bahkan kita bawa sampai mati.
Allah SWT dalam firman-Nya yang Agung berfirman, sebagaimana tersebut dalam QS. Al-Anfal ayat  24-25 :

”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”.
”Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”.

Seorang ulama besar, Sayyid Qutb dalam mengomentari ayat di atas pernah mengemukakan, bahwa untuk memiliki Kepribadian Muslim yang Istiqomah, ada empat syarat yang harus kita tegakkan dalam diri kita, yaitu:  
  1. Istislam Lillah, yaitu menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Allah Ta’ala,  
  2. Tha’atun lahu wa Qiyadah yakni ta’at dan tunduk kepada Allah Ta’ala semata
  3. Ittiba’an limanhajihi, yaitu mengikuti jalan hidup yang telah digariskan oleh Allah SWT dan yang 
  4. Ihtikam likitabihi yakni berhukum dengan Hukum Allah, Al-Qur’anul Karim.
 Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Demikianlah tadzkirah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudaan dapat kita jadikan renungan sebagai upaya membangun kembali ”Kepribadian Muslim” yang kokoh, sebagaimana Nabi kita dan para sahabat dahulu membangun kepribadian mereka, sehingga beliau dan para sahabat, disegani oleh kawan maupun lawan.

Subhanakallahumma wa bihamdika, Asyhadu ’ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilahi.  Nasrun minallah wa fathun qarib.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar