Sabtu, 21 Juli 2012

Musibah Lagi!

MUSIBAH LAGI, MUSIBAH LAGI!

Drs.H.Sutino Sasmito)*

  “Dan Sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. As-Sajadah : 21)

Wajah negeri kita yang tercinta ini, tampaknya masih  terus dihujani cobaan, baik cobaan berupa bencana alam dalam segala bentuknya maupun ujian dalam sisi nuraninya. Gempa, banjir, tanah  longsor, amukan ombak, ganasnya putting beliung, semburan Lumpur yang tiada terperi adalah bukti kompleknya bencana yang ditampakkan oleh alam.

            Sementara disisi lain,  munculnya para penguasa yang menggunduli  hutan, semaraknya  penyalahgunaan Narkoba, perilaku sebahagian elit politik yang mencampakkan rakyatnya, para penjarah yang terus melakukan eksploitasi alam, bahkan perilaku penegak hukum yang masih terus melakukan praktek suap milyaran rupiah, diperparah lagi masih hebatnya praktek suap dalam setiap penjaringan pegawai pemerintah, benar-benar semakin memantapkan sebuah tudingan miring bagi negeri yang mayoritas berpenduduk muslim ini, dengan sebutan sebagai Negara yang anti kemapanan. Inilah diri kita yang sesungguhnya yang masih harus berbenah, memperbaiki diri baik secara individu maupun secara bersama-sama.

Sebagai dampak dari ketidakharmonisan, ini tentu kita harus siap jika kemudian Allah SWT sebagai Penggenggam Qudrat dan Iradat-Nya, menegur kita dengan munculnya berbgai persoalan yang membuat hidup  kita jauh dari hidayah, barakah juga inayah dariNya. Yang lebih kita renungi lagi, mengapa justru rakyat yang kemungkinan tak berdosa yang harus menjadi  korbannya?.

Munculnya berbagai musibah belakangan ini, jika dikaitkan dengan keIslaman kita sebagai seorang muslim, tidak terlepas dari berbagai factor. Sayyidina Ali r.a. mengemukakan, ada 5 (lima) penyebab kehancuran dalam diri ummat Islam, yaitu :

(1) Bila Islam tinggal namanya saja (2) Agama dipraktekkan hanya dalam bentuk ceremonial saja  (3) Al-Qur’an sekedar dibaca, tidak dikaji isinya apalagi diamalkan ajarannya (4) Masjid banyak didirikan, tetapi tidak dimakmurkan isinya, dan jauh dari syi’ar Islam (5) Banyaknya ulama yang telah menjadi pengkhianat, dari dirinya datang fitnah dan kepadanya pula fitnah itu kembali.

Sementara menurut kalangan Hukama (ahli hukum Islam) yang masyhur, bahwa binasanya negeri disebabkan 5 (lima) hal pula, yakni :

  (1) Ulama tidak lagi mengajar agama (tetapi malah sibuk berpolitik) (2) Para penguasa sudah beramai-ramai menjadi pegumpul harta (3) Para pemimpin telah berlaku sewenng-wenang terhadap rakyatnya (4) Banyak orang awam bebas beragama, tanpa memahami dalil-dalinya dan (5) Banyaknya pegawai yang tidak lagi jujur.

 Bahkan bila kita merujuk pada pemikiran Mahatma Ghandi, Stephen R. Covey dalam bukunya yang berjudul Principle-Centered Leadhership, menginventarisasi 7 (tujuh) dosa besar yang menyebabkan carut marutnya bumi saat ini. Ketujuh dosa besar tersebut adalah (1) Jika kekayaan yang diperoleh di dapat dengan cara tidak halal, (2) Kenikmatan yang dipeoleh dengan mengingkari suara hati (3) Pengetahuan yang tidak lagi ber-etika (4) Bisnis tanpa dilandasi  moral (5) Pengetahuan tanpa nilai kemanusiaan (6) Agama tanpa pengorbanan dan (7) Politik tanpa prinsip.

 Ketujuh dosa besar tersebut memperlihatkan satu substansi yang semakin langka dalam kehidupan sehari-hari, yaitu solidaritas social. Bahkan, Agama yang sesungguhnya berdimensi social, mengalami privatisasi bahkan alienasi yang mengerdilkan umatnya untuk berkorban. Dosa-dosa tersebut merupakan cermin dari kerakusan dan individualisme yang menutup kran solidaritas social.

 Derita yang terus menerus dirasakan masyarakat dapat melahirkan keputusasaan. Pesimisme akan masa depan, karena acaman dari berbagai lapisan, apalagi justru diperankan oleh mereka mereka yang sering mengklaim dirinya sebagi pemimpin, sebagai penegak keadilan, sebagai aparat, pamong dan sumber tauladan. Dan tidak menutup kemungkinan negeri ini makin terpuruk, bila semua eleman masyarakat tidak segera melakukan proses perbaikan. Bagaimana konsep Islam dalam memandang masalah ini? Allah SWT lewat firmaNy yang mulia sudah menggariskan kepada ummatnya yang ingin selamat dari berbagai musibah, sebagimana tersebut dalam QS. Az-Zumar ayat 54 – 55 :

”Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu Kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).

”Dan ikutilah sebaik-baik apa yang Telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu*) sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,

   *)Maksudnya: Al Quran

 Kalianda, 29 Shafar 1429 H / 07 Maret 2008

*)Penyuluh Agama Islam Kandepag Lampung Selatan.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar