Disarikan
oleh : Drs. H. Sutino Sasmito*
Penyuluh
Agama Islam KUA Panjang Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung
Pernikahan adalah sebuah ikatan suci. Mengikat
laki-laki dan wanita menjadi suami istri lengkap dengan hak dan kewajibannya;
peluang pahala dan surga.
Namun terkadang, suami atau istri terperosok dalam
dosa dan kesalahan terhadap pasangannya hingga melukai dan meresahkan. Sebab
dosa-dosa terhadap pasangan, selain merupakan kedurhakaan kepada Allah juga
merupakan pengganggu dalam mewujudkan tujuan keluarga sakinah mawaddah wa
rahmah.
Setiap manusia, baik suami atau pun istri, ia pasti
pernah melakukan dosa dan kesalahan. Namun ada dosa dan kesalahan yang lebih
meresahkan jiwa pasangan dibandingkan kesalahan lainnya.
1. Berburuk sangka kepada istri
Berburuk sangka (su’udhan) merupakan hal yang
diharamkan Islam. Meskipun buruk sangka adalah amalan hati, namun ia bisa
mempengaruhi ucapan dan perbuatan sehingga istri resah karena ia selalu dicurigai
dan dianggap bersalah.
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ
الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ
“Waspadalah dengan buruk sangka karena buruk sangka
adalah sejelek-jeleknya perkataan dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada suami yang berburuk sangka kepada istrinya soal
amanah keuangan. Ketika ada uang berkurang, suami langsung berburuk sangka dan
menuduh istrinya. Padahal uang tersebut telah habis digunakannya sendiri. Atau
ketika ada uang hilang, ia segera berburuk sangka dan menuduh istrinya telah
mengambil uang tersebut. Setelah dicari ternyata ketemu di tempat lain,
misalnya di celana sebelumnya.
Ada suami yang berburuk sangka kepada istrinya soal
cinta dan kesetiaan. Ia selalu curiga ketika ada telpon untuk istrinya, ada SMS
masuk, atau ada tanda WA masuk. Saat istrinya tidur, ia membuka semua SMS, WA
dan BBM yang masuk. Setiap ada telepon, ia menguping suara siapa di sana;
laki-laki atau perempuan.
Yang lebih parah, ketika suami berburuk sangka kepada
istrinya soal kehormatan. Ia takut istrinya selingkuh, padahal ia tahu istrinya
seorang yang shalihah. Ada sebuah anekdot, untuk memastikan istrinya tidak
selingkuh, seorang suami setiap hari menggambar cicak di perut istrinya, dengan
kepala menghadap ke bawah. Setiap sore ia periksa apakah gambar itu masih terbaca.
Hari itu, kebetulan sang istri membeli lulur baru. Ia membersihkan seluruh
bagian tubuhnya dan tanpa disadari gambar cicak itu hilang. Ia khawatir nanti
suaminya curiga yang tidak-tidak. Maka ia pun menggambar kembali cicak itu di
perutnya. Sayangnya, ia tidak sadar bahwa ia keliru menggambar terbalik,
cicaknya menghadap ke atas. Sang suami pun marah, “Apa yang kau lakukan,
mengapa gambar cicaknya telah berubah?” Sang istri yang dituduh bukan-bukan tak
mau kehilangan akal. “Mungkin cicak ini nggak tahan baunya, jadi ia berbalik
menghadap ke atas.”
2. Malas mencari nafkah
Di antara kewajiban suami terhadap istri adalah
memberikan nafkah. Di antaranya adalah nafkah materi berupa tempat tinggal,
pakaian dan makanan.
وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Mereka (istri-istri itu) berhak mendapatkan
nafkah dan pakaian yang layak, yang menjadi tanggung jawab kalian (para suami)”
(HR. Muslim)
Dosa suami yang meresahkan istri, di antaranya
adalah, ketika suami malas mencari nafkah. Ketika keluarganya kekurangan,
dengan santainya ia menyuruh istrinya meminta kepada orang tua. “Minta saja ke
orang tuamu, orang tuamu kan kaya. Buat apa sih harta sebanyak itu kalau tidak
untuk anaknya. Toh bulan ini kita belum minta kan”
Dosa suami semacam ini membuat istrinya resah. Ia
malu jika terus menerus minta kepada orang tua padahal jika suaminya mau
bersungguh-sungguh, ia bisa mencari nafkah tanpa harus menggantungkan kepada
orang tua atau mertua.
Dalam ungkapan Jawa terdapat istilah yang menarik
untuk menyindir dosa suami model begini. “Mo limo,” bunyi ungkapan tersebut,
“mangan melu mertuo mergawe moh.” Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
artinya: “Makan ikut mertua, bekerja tidak mau.”
Meskipun tidak banyak suami model malas begini,
namun kenyataannya ada. Semoga Allah melindungi kita dari yang demikian adanya.
3. Pelit memberi nafkah
Ini sedikit berbeda dibandingkan poin kedua. Sang
suami sudah mencari nafkah, bahkan ia tergolong sudah kaya. Namun, ia sangat
pelit dalam memberikan nafkah kepada istrinya.
“Ini uang 1 juta, harus cukup untuk satu bulan
ya. Termasuk membayar SPP anak-anak.” Mendengar itu sang istri hanya bisa diam.
Lalu ia pergi ke kamar dan menangis. Ia takut jika meminta akan dimarahi
seperti biasanya, namun ketika ia menerima ia tahu uang itu tidak akan cukup
sebulan.
Pernah seorang wanita mengadukan kepada
Rasulullah betapa pelitnya suaminya. Ia pun lantas bertanya apakah boleh
mengambil harta suaminya demi memenuhi kebutuhan pokok karena sebenarnya
suaminya itu kaya dan banyak uangnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
pun lantas mengijinkannya mengambil sesuai kebutuha pokok.
Ibnu Qudamah menegaskan, “Memberikan nafkah
kepada istri hukumnya wajib sebagaimana firman Allah dalam surat Ath Thalaq
ayat 7.
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah
menurut kemampuannya. Sedangkan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya…” (QS. Ath Talaq:
7)
4. Tidak memberikan nafkah biologis kepada istri
Dosa lain yang tak kalah meresahkan bagi istri
adalah ketika suaminya tidak memberikan nafkah biologis kepadanya tanpa adanya
udzur syar’i. Pada sejumlah kasus, dengan berbagai alasan klise, seorang suami
tidak memberikan nafkah biologis kepada istrinya. Hal itu termasuk dosa karena
suami istri wajib untuk memenuhi hak-hak pasangannya.
Bentuk yang lebih sering terjadi dan tidak
disadari adalah suami hanya mementingkan hajatnya terpenuhi. Mereka melakukan
hubungan di malam hari, namun sang suami cepat keluar dan meninggalkan istrinya
begitu saja tanpa memberikan kepuasan kepadanya. Hal ini termasuk dosa.
5. Mengkhianati cinta istri
Menikah adalah sebuah komitmen suci untuk hidup
bersama dan saling setia. Namun kita lihat akhir-akhir ini, berita tentang
kasus pengkhianatan cinta semakin banyak. Mulai selingkuh, berzina, hingga yang
terselubung dalam bentuk pacaran dengan wanita yang tidak halal baginya.
Suami selingkuh, dalam kasus ini, merupakan dosa
yang paling meresahkan dibandingkan dengan suami berzina dengan pelacur. Sebab
selingkuh bukan hanya sekedar berzina tetapi juga ada ikatan cinta dan hubungan
emosional. Wajar jika istri sangat marah dan tersakiti sebab ia dikhianati dan
diduakan dengan wanita yang tidak halal.
Meskipun demikian, bukan berarti zina di mata
Allah dosanya ringan. Sangat berat. Sebab Allah Subhanhau wa Ta’ala bukan hanya
melarang zina tetapi juga melarang mendekati zina.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kalian mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk.” (QS. Al Isra’: 32)
Demikian 5 dosa suami yang paling meresahkan
istri. Insya Allah di lain kesempatan akan kita bahas lanjutannya, yakni 10
dosa suami yang paling meresahkan istri serta 10 dosa istri yang paling
meresahkan suami. (wallahu’alam
bishshowwab).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar