Selasa, 24 Mei 2016

Rahasia Di Balik Keberkahan Ramadhan

Oleh: Drs. Hi. Sutino Sasmito
إن الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشدا, أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)
Kaum muslimin rahimakumullah..
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan…
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. [QS. Al-Ahzab (33) : 56]

Kaum Muslimin rahimakumullah..
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Tirmizi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Rasul Saw. bersabda :
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Telah datang kepadamu Ramadhan. Bulan yang dipenuhi berkah. Allah Azza Wajalla mewajibkan kamu berpuasa padanya. Pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, dan selama Ramadhan itu para setan dibelenggu. Allah memiliki satu malam dalam bulan Ramadhan yang nilainya lebih baik dari 1.000 bulan. Siapa yang dihalangi kebaikannya, sungguh ia tidak akan mendapatkan apa-apa.
Kalau kita cermati berbagai ayat Al-Qur’an dan Hadits Rasul Saw. paling tidak kita akan mendapatkan tidak kurang dari 15 keberkahan dan kebaikan selama bulan Ramadhan :
1.      Diturunkannya Al-Qur’an Al-Karim.
2.      Diwajibkannya berpuasa.
3.      Di dalamnya ada satu malam nilainya lebih baik dari 1000 bulan (83.3 thn).
4.      Dibuka semua pintu syurga, ditutup semua pintu neraka dan dibelenggunya seta.
5.      Diampunkannya dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
6.      Allah langsung menjamin balasan orang yang berpuasa.
7.      Shaum adalah metode terbaik untuk manajemen diri dan syahwat.
8.      Pendidikan latihan implementasi akhlak mulia seperti sabar, tsiqah Billah, tangggung jawab sosial dan sebagainya.
9.      Bau mulut orang yang shaum akan mengeluarkan wangi yang dahsyat di hari kiamat nanti melebihi wanginya kasturi.
10.  Kebahagiaan dunia dan akhirat.
11.  Ada pintu syurga khusus untuk orang yang melakukan shaum bernama “Rayyan”.
12.  Shaum akan menjadi syafaat di akhirat bagi yang melakukannya.
13.  Sahurnya orang berpuasa diberkahi Allah.
14.  Selalu mendapatkan waktu sahur di mana waktu sahur itu adalah momen terbaik untuk istighfar pada Allah.
15.  Shaum adalah menyehatkan fisik dan jiwa.

Kalau kita jumlahkan semua keberkahan dan kebaikan Ramadhan yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya itu, maka kita akan mendapat nilai totalnya = kebaikan dunia dan akhirat. Betapa tidak? Kalau saja shaum yang kita lakukan selama sebulan setiap tahun itu bisa menjadi pelatihan manajemen diri dan syahwat kita, pastilah kita akan mendapatkan kebaikan yang banyak di dunia dan terhindar dari banyak masalah. Kalau saja kita mendapat kesempatan menghidupkan satu malam dengan berbagai ibadah (khususnya Qiyamullail, membaca Al-Qur’an dan mentadabburkan ayat-ayatnya) yang kebaikannya lebih baik dari 1000 bulan (83.3 tahun), maka satu malam itu bernilai lebih dari keseluruhan umur kita. Apalagi jika kita dapatkan 10 kali dalam hidup ini maka hasilnya : 10 X 83.3 = 833 tahun. Jika 20 kali, maka hasilnya : 1.666 tahun. Jika kita dapatkan 30 kali dam hidup ini maka hasilnya 2.499 tahun. Dan begitulah seterusnya.
Kalau saja kita mati dalam keadaan dosa yang diampunkan sebagai imbalan ibadah shiyam dan qiyam Ramadhan yang kita lakukan, berarti syurga adalah tempat kita kembali. Kalau saja kita berhasil mencapai kegembiraan saat berbuka di dunia dan saat bertemu dan melihat Allah nanti di akhirat sebagai imbalan ibadah shaum Ramadhan yang kita lakukan, itu adalah tanda yang mengisyaratkan isnya Allah kita masuk syurga, karena yang bisa bertemu dan melihat Allah itu hanya penghuni syurga. Dan begitulah seterusnya… Sekali lagi, jika kita berhasil meraih keberkahan Ramadhan dan kebaikannya, nilainya sama dengan kebaikan dunia dan akhirat.
Pertanyaan mendasar muncul kemudian adalah bagaimana caranya agar kita meraih keberkahan dan kebaikan yang berlimpah di bulan Ramadhan itu? Apa mungkin semuanya itu kita raih dengan cara yang sudah mentradisi seperti yang kita lihat sekarang ini? Fakta hari ini menunjukkan seakan Ramadhan identik dengan berlomba-lomba makan, minum, belanja ke pasar/mall dan pulang kampung? Fenomena tersebut bertolak belakang dengan harapan kita meraih keberkahan Ramadhan dan kebaikannya. Sebab itu, memahami rahasia di balik melimpahnya keberkahan Ramadhan insya akan mendorong kita untuk mengevaluasi amaliah Ramadhan yang kita jalankan. Kalah ternyata tidak sesuai dengan tuntunan Nabi kita Muhamamd Saw. maka kita segera bertindak untuk menyesuaikannya agar keberkahan Ramadhan yang bernilai semua kebaikan di dunia dan akhirat itu bisa kita raih.
Kaum Muslimin rahimakumullah..
Begitu dahsyatnya keberkahan Ramadhan yang dijanjikan Allah dan Rasulullah pada kita. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya pasti akan bertanya dan mencari selalu rahasia di balik keberkahan ramadhan itu agar kita dimudahkan Allah untuk meraihnya.
Sesungguhnya keberkahan Ramadhan itu disebabkan keberkahan Al-Qur’an. Karena yang penuh berkah itu adalah Al-Qur’an itu sendiri. Maka malam diturunkan padanya Al-Qur’an itu ikut menjadi berkah. Dalam Al-Qur’an disebutkan malam itu adalah “lailatin mubarokah” (malam yang diberkahi), sebagaimana yang Allah jelaskan dalan surah Ad-Dukhan ayat 3 :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3)
Sesungguhnya Kami turunkan ia (Al-Qur’an) pada satu malam yang penuh berkah. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi peringatan. [QS. Ad-Dukhan (44) : 3]

Bahkan malam diturunkannya Al-Qur’an itu menjadi bernilai lebih dari 1000 bulan (83.3 thn), seperti yang dijelaskan Allah dalam surah Al-Qadr (97) ayat 1-3:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
Sesungguhnya Kami turunkan ia (Al-Qur’an) itu pada malam Qadar (1) Dan tahukan kamu apa malam Qadar itu? (2) Malam Qadar itu lebih baik (nilainya) dari seribu bulan (3) [QS. Al-Qadr (97) : 1-3]

Demikian pula bulan Ramadhan menjadi bulan yang diberkahi disebabkan pertama kali Al-Qur’an turun adalah di bulan itu, seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah (2) : 185 (شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ) dan hadits di atas. Bahkan dari 12 bulan yang Allah tetapkan dalam setahun [QS. At-Taubah (9) : 36] hanya bulan Ramadhan yang disebutkan namanya dalam Al-Qur’an sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 185 di atas. Fakta ini mengisyaratkan bahwa bulan Ramadhan menjadi berkah disebabkan keberkahan Al-Qur’an. Al-Qur’an itu penuh keberkahan karena diturunkan Allah Pemilik keberkahan / Shahibul Barokaat. Allah berfirman :
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا (1) الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا (2)
Maha Berkah Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (1) yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (2) [QS. Al-Furqan (25) : 1–2]

Hal senada juga Allah jelaskan dalam surah Al-A’raf/7 ayat 54, surah Al-Furqan/25 ayat 10 dan 61, surah Ar-Rahman/55 ayat 78 dan Al-Mulk/67 ayat 1.
Kalaulah Al-Qur’an itu tidak diturunkan pertama kali di salah satu malam dari bulan Ramadhan, maka malam tersebut dan bahkan bulan Ramadhan tidak akan mengandung keberkahan dan kebaikan seperti yang dijelaskan dalam banyak hadist dan ayat Al-Qur’an. Sebab itu, rahasia utama di balik keberkahan Ramadhan itu adalah Al-Qur’an. Sebagai Muslim, kita wajib mengimani, mengambil, mempelajari dan mengikuti penyebab keberkahan itu sendiri, yakni Al-Qur’an Al-Mubarok. Karena Al-Qur’an adalah kitab yang penuh berkah seperti yang dijelaskan dalam surat Al-An’am/6 ayat 92 :
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan ini adalah Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan yang diberkahi, maka ikutilah ia dan bertakwalah (kepada Allah), dijamin kamu mendapat rahmat-Nya (QS. Al-An’am (6) : 155]
Demikian juga Allah jelaskan pada beberapa ayat lain seperti dalam surah Al-An’am/6 ayat 155, Al-Anbiya’/21 ayat 50 dan Shad/38 : 29.
Kaum Muslimin Rahimakumullah…
Untuk membuktikan betapa berkahnya Al-Qur’an itu, mari kita lihat sejenak sejarah bangsa Arab, khususnya yang tinggal di kota Makkah dan Madinah. Saat Al-Qur’an diturunkan, bangsa Arab adalah bangsa yang terpecah belah karena bangga dengan suku, keturunan dan status sosial yang diciptakan tradisi nenek moyang mereka. Kehidupan mereka sangat primitif, barbar dan brutal. Sejarah mencatat, sebelum mereka mendapatkan keberkahan Al-Qur’an mereka terkenal dengan sebutan masyarakat jahiliyah.
Pengertian masyarakat jahiliyah ialah masyarakat yang belum mengenal dan belum dapat membedakan antara al-haq dan al-bathil, antara iman dan kufur, antara tauhid dan syirik, antara kebaikan dan keburukan, antara manfaat dan mudharat, antara dosa dan pahala, antara dunia dan akhirat, antara syurga dan neraka dan bahkan antara Tuhan Pencipta dan hamba yang dicipta. Sebab itu, mereka dengan mudah terjebak melakukan berbagai kejahatan, sejak dari kejahatan ekonomi, moral, kemanusiaan, sampai kejahatan hukum dan ketuhanan. Pantaslah Umar Ibnul Khattab menggambarkan masyarakat jahiliyah itu adalah masyarakat yang paling hina (adzallah qaum) di muka bumi.
Bandingkan dengan setelah mereka meyakini, menerima, membaca, memahami, mengikuti (mengamalkan) dan memperjuangkan Al-Qur’an sebagai the way of life / manhajul hayah, apa yang terjadi dalam diri, keluarga dan masyarakat mereka? Terjadi perubahan mendasar dan drastis sehingga mereka mampu meninggalkan semua nilai-nilai keburukan dan hijrah kepada semua nilai kebaikan menurut Allah dan Rasul-Nya. Berbagai pujian dan stempel kebesaran dan kemuliaan untuk mereka pun datang dari langit atau wahyu. Di antaranya, mereka adalah sebaik-baik ummat yang pernah ditampilkan Allah di atas muka bumi ini [QS. Ali-Imran (3) : 110] dan Allah telah meridhai hidup mereka di dunia dan akhirat, seperti yang dijelaskan Allah :
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. [QS. At-Taubah (9) : 100]

Kenapa Allah memuji dan mengakui mereka sebagai umat terbaik yang pernah ditampilkan ke atas bumi ini? Dan kenapa pula mereka masih hidup di dunia sudah Allah jamin mereka sukses di akhirat, yakni masuk syurga? Jawabanya ialah, dengan keberkahan Al-Qur’an mereka mengalami life quadrant dari jahiliyah kepada Islam. Atau dengan kata lain, mereka mampu hijrah dari karakter jahiliyah kepada karakter Islam yang di antara cirinya seperti yang Allah jelaskan dalam surat Al-Fath (48) ayat 29 :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” [QS. Al-fath (48) : 29]

Ayat di atas menjelaskan tiga sifat yang paling menonjol dalam diri para sahabat Rasulullah setelah mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an. Ketiga sifat tersebut menjadi karakter hidup mereka. Pertama, iman mereka kepada Allah melahirkan sikap yang tegas dan jelas dan tidak ada sama sekali mujamalah (basa basi), apalagi toleransi dalam hal-hal yang prinsip dan keimanan seperti walak dan barok (sikap tegas terhadap orang-orang kafir dan kasih sayang terhadap sesama Mukmin). Kedua, tunduk dan patuh total terhadap kandungan Al-Qur’an dan ajaran Rasul Saw, tanpa harus taklid buta dan tidak kritis pada hal-hal yang perlu dikritisi, selama bukan merupakan keputusan dan ketentuan wahyu. Ketiga, sikap hidup yang lurus, ketundukan mutlak kepada Allah dan Rasul-Nya, hanya bertujuan mencari ridha Allah semata, bukan kepentingan dan kesenangan dunia, apapun bentuknya.
Tiga sifat tersebut menyebabkan sahabat Rasulullah memiliki profil sangat luar biasa yang disebut Allah dengan “khairu ummah”. Dengan keberkahan Al-Qur’an yang Allah turunkan, semua kebaikan dan keberkahan di dunia dan akhirat dapat mereka raih. Mereka menjadi mulia, sebelumnya hina dina. Mereka mampu berjalan di atas jalan Islam yang lurus di mana sebelumnya tersesat di atas padang pasir jahiliyah dan tradisi peninggalan nenek moyang yang menipu. Tuhan mereka beralih kepada Tuhan yang Hak, yakni Allah yang menciptakan mereka dan alam semesta di mana sebelumnya adalah patung-patung dan sistem hidup yang mereka ciptakan sendiri. Sistem hidup mereka yang diambil dari tradisi dan pemikiran nenek moyang yang tidak bermutu dan bahkan menyesatkan berpindah kepada sistem Al-Qur’an yang terjamin kebenaran isinya dan efektivitasnya bagi kehidupan serta jaminan kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. Kebanggaan palsu berupa harta, keturunan, tempat lahir dan kedudukan berubah total kepada kebanggaan Iman, taqwa dan amal shaleh. Orientasi hidup yang hanya terfokus kepada kenikmatan dunia yang menipu, berubah total kepada kenikmatan akhirat yang pasti seperti yang dijanjikan Al-Qur’an.

Itulah sebuah masyarakat yang di dunia menjadi masyarakat terbaik dan di akhirat mendapatkan ridha, rahmat, ampunan dan syurga Allah. Semuanya tak lain disebabkan interaksi mereka dengan Al-Qur’an Al-Mubarok secara baik dan maksimal. Mereka imani semua isi dan kandungan Al-Qur’an, tanpa ragu sedikitpun. Mereka baca Al-Qur’an setiap hari sehingga Al-Qur’an menjadi bacaaan utama bagi mereka. Mereka amalkan semua perintah Al-Qir’an tanpa melihat apakah perintah itu berat atau ringan. Mereka tinggalkan larangan Al-Qur’an tanpa melihat apakah larangan itu sesuai atau tidak dengan keinginan dan syahwat mereka. Mereka cermati dan pelajari sejarah manusia yang tertuang dalam Al-Qur’an, baik yang terkait dengan sebab-sebab kebangkrutan tokoh, pemimpin atau suatu bangsa terdahulu seperti Namrud, Fir’aun, Qarun, Samiri, kaum Ad, Tsamud, Iram dan sebagainya, maupun yang terkait dengan kebangkitan dan kemajuan mereka seperti Ashabul Kahfi, Ashabul Ukhdud, Dzul Qarnain, Sulaiman, Yusuf dan sejarah hidup dan perjuangan para Nabi dan Rasul lainnya yang diceritakan Al-Qur’an. Semua isi dan kandungan Al-Qur’an benar-benar mampu mereka jadikan “hidayah” atau the way of life dan nur (cahaya) dalam menjalankan kehidupan di dunia ini.
Di samping mengamalkan Al-Qur’an, mereka juga memperjuangkan Al-Qur’an agar menjadi manhajul hayah (konsep hidup) bagi masyarakat dan umat lain. Mereka bawa cahaya Al-Qur’an ke seluruh penjuru dunia agar umat manusia mendapatkan penerangan hidup yang benar. Disebabkan jerih payah dan perjuangan merekalah Al-Qur’an ini tersebar ke seluruh dunia, baik secara harfiyah maupun secara maknawiyah dan implementasinya. Sebab itu, kita akan melihat kualitas keislaman negeri yang dimasuki sahabat akan sangat berbeda pengaruh dan kualitas Islamnya dibanding dengan negeri Islam yang Islamnya masuk melalui selain sahabat. Bahkan tak sedikit di antara para sahabat Rasul Saw. yang menghafal Al-Qur’an semuanya. Sungguh para sahabat itu adalah terjemahan hidup Al-Qur’an dan pada waktu yang sama mereka adalah Al-Qur’an yang berjalan. Wajar jika Rasul Saw. memerintahkan kita untuk mengikuti pola hidup dan manhaj mereka, khususnya Khulafaurrasyidin.
Para sahabat Rasulullah merasakan langsung perbedaan hidup sebelum dan sesudah bersama Al-Qur’an, persis seperti janji Allah :
إِنَّ هَذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا(9) وَأَنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (10)
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,(9) dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih” (10). [QS. Al-Isra’ (17) : 9–10].

Sungguh Al-Qur’an adalah mukjizat dan bila ia turun ke dalam hati manusia maka manusia akan mengalami mukjizat kehidupan, yakni dari musyrik menjadi bertauhid, dari kafir menjadi beriman, dari hina menjadi mulia, dari lemah menjadi kuat, dari pesimis menjadi optimis, dari tertindas menjadi merdeka, dari penakut menjadi berani, dari pelit dan egois menjadi pemurah, dari sombong menjadi rendah hati, dari pemalas menjadi bersungguh-sungguh, dari kesempitan dunia menjadi kelapangan dunia dan kelapangan akhirat, dari zalim menjadi adil, dari hati yang keras, kotor dan dipenuhi gelora syahwat hewaniyah dan syaithoniyah menjadi lunak, bersih dan dipenuhi kekhusyu’an kepada Allah, dari berorientasi dunia menjadi berorientasi akhirat dan seterusnya.
Saking dahsyatnya mukjizat Al-Qur’an itu, sekirana ia diturunkan ke atas gunung, maka gunung itu akan tunduk dan hancur karena takut pada Allah sebagai pemiliknya, seperti yang Allah jelaskan :
لوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk dalam keadaan terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. [QS. Al-Hasyr (59) : 21]

Sebab itu, Al-Qur’an adalah mukjizat masa lalu, sekarang dan masa datang dan bahkan sampai akhirat. Hanya Al-Qur’an yang mampu memberkahi hidup dan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Sebaliknya, celaka dan tersesatlah manusia yang tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup dan sumber hukumnya di dunia ini. Al-Qur’an menjelaskan :
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آَيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآَيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الْآَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (127)
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (124). Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"(125) Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan."(126) Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.(127) [QS. Thaha (20) : 124–127]

Kaum Muslimin rahimakumullah…
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah mudahkan kita di bulan Ramadhan tahun 1431 hijrah ini untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an dan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-Nya yang mendapatkan keberkahan Al-Qur’an agar kita menjadi orang-orang yang sukses di dunia dan akhirat kelak, yakni dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin..
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم …




Senin, 23 Mei 2016

Kenali 50 Tanda-Tanda Terkena Sihir, Santet, Guna-guna dan Cara Mengatasinya :

Disarikan oleh : Drs. Hi. Sutino Sasmito
Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung

Sihir adalah ikatan-ikatan, jampi-jampi, perkataan yang dilontarkan secara lisan maupun tulisan, atau melakukan sesuatu yang mempengaruhi badan, hati atau akal orang yang terkena sihir tanpa berinteraksi langsung dengannya. Sihir ini mempunyai hakikat, diantaranya ada yang bisa mematikan, membuat sakit, membuat seorang suami tidak dapat mencampuri istrinya atau memisahkan pasangan suami istri, atau membuat salah satu pihak membenci lainnya atau membuat kedua belah pihak saling mencintainya. Seperti yang dikutip dari Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam buku Al-Mughni, (X/104). Ilmu Sihir sangat berbahaya dan dalam Islam ilmu ini diharamkan.

Inilah 50 Tanda-tanda Terkena Sihir, Santet dan Guna-guna:

1.      Sakit kepala setelah Ashar keatas.
2.      Badan terasa berat dan malas.
3.      Sulit mendapatkan jodoh walaupun punya banyak kenalan teman perempuan
4.      Badan terasa terkena bisa, gatal-gatal pada waktu tidak menentu
5.      Sakit ketika takjiah orang meninggal.
6.      Sulit tidur malam mimpi yang aneh-aneh
7.      Sakit pinggang tanpa sebab.
8.      Sakit dada bila waktu ashar ke atas.
9.      Mimpi melihat binatang seperti ular, binatang berbisa dan sebagainya.
10.  Bermimpi bayi atau menyusui.
11.  Bermimpi di tempat tinggi dan tak jumpa jalan pulang.
12.  Bermimpi di tempat yang kotor.
13.  Sakit anggota badan tertentu seperti kaki terguncang panas setelah waktu ashar.
14.  Ada terasa benda bergerak dibawah kulit.
15.  Bayi sering menangis bak kena pukul.
16.  Suami istri sering bertengkar walau hal kecil makin susah untuk bertemu dan duduk berbicara.
17.  Perasaan Sayang yang berlebihan pada orang yang baru dikenal.
18.  Malas beribadah.
19.  Pikun ketika usia masih muda.
20.  Cepat emosi dengan hal-hal spele
21.  Sikap berubah secara mendadak. Lebih kepada karakter atau moral yang rusak.
22.  Gelisah dan panas ditengkuk bila mendengar Al-Quran.
23.  Suka melakukan kebiasaan buruk tak suka berteman dengan orang budiman atau benci alim ulama.
24.  Sering sendawa bila mendengar al-Quran.
25.  Sering keguguran.
26.  Gagal melakukan hubungan badan.
27.  Mengantuk serta gelisah bila mendengar Alquran.
28.  Suka melihat bulan mengambang di jendela.
29.  Darah haid masih saja keluar lebih dari 15 hari.
30.  Batuk yang berkepanjangan.
31.  Selalu ditindih ketika tidur.
32.  Kuat berangan-angan ke arah yang tak jelas tanpa cita-cita yang baik.
33.  Terlalu rasa rendah diri dan tidak percaya diri.
34.  Nafsu yang ekstrim.
35.  Selalu melihat sekilas dirumah.
36.  Terasa diri selalu diperhatikan.
37.  Mandul biarpun telah buat pemeriksaan tubuh normal.
38.  Sering mendengar sesuatu bisikan. Terkadang jelas di telinga.
39.  Melihat jin atau lembaga hitam secara langsung.
40.  Sakit mental atau gila mendadak padahal sebelum nya sangat aktif & waras.
41.  Teramat asyik melihat adegan perkelahian baik nyata atau akting di kaca TV juga film di bioskop. Benci drama keluarga bahagia, drama cinta yang memberikan contoh teladan yang baik.
42.  Demam yang berkelanjutan; suhu badan naik terutama ketika siang, Maghrib, tengah malam dan subuh.
43.  Suka melihat cermin lama - lama.
44.  Sakit kepala, sesak napas, sakit macam-macam tetapi ketika pergi ke dokter, dokter mengatakan tidak ada apa apa.
45.  Bila x-ray, tersandung macam-macam benda yang mustahil masuk dalam tubuh seperti staples, paku, paper clip dan sebagainya.
46.  Barang-barang electronic di rumah cepat rusak jika digunakan oleh yang kena sihir. (Seperti TV, radio, mesin cuci, komputer dan lain-lain)
47.  Duit asyik hilang di rumah tanpa sebab; seolah-olah ada tuyul yang mencuri.
48.  Sering mendengar bunyi kursi ditarik di atas langit-langit rumah.
49.  Tak suka berlama-lama di rumah. Lebih suka dan tenang di luar rumah.
50.  Dengar orang yang dikenal seperti adik, abang, suami isteri ... dll, ketika memanggil tapi saat menoleh tidak ada orang.

Cara Mengatasi Sihir, Santet dan guna-guna

Jika benar seseorang itu terkena sihir maka sebaiknya untuk penyelesainnya sesuai dengan   konsep Islam. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Islam telah membuat beberapa peraturan untuk mengatasi penyakit disebabkan oleh sihir, santet atau guna-guna. Terutama setelah kita melihat fakta yang jelas bahwa Nabi Muhammad saw pernah terkena sihir dalam kisah yang terkenal dengan Labid bin A'sam. Peristiwa ini terjadi untuk memberitahu kita bahwa ada ayat Al-Qur'an yang bernama Al-Mu'awwizat, yaitu beramal bersungguh-sungguh dan yakin dengan ayat-ayat itu sehingga ia menjadi penawar.

Begitu juga dengan ayat Kursi dan memang dari kaidahnya ayat tersebut adalah pengobat dan penyemprot sihir. Bahkan Muhammad telah menyebut secara rinci bahwa sihir itu dapat diobati dengan membaca enam ayat pertama surah Al-Baqarah, tiga ayat dari surah Al-Baqarah yaitu ayat 255, 256 dan 257 dan tiga ayat terakhir dari surah tersebut. Ayat-ayat ini harus dilakukan dengan penuh keyakinan bahwa Allah SWT dapat menyembuhkan sihir.

Subhanallah... Semoga info ini bermanfaat untuk Anda, silakan berbagi!


5 (Lima) Dosa Suami yang Paling Meresahkan Istri


Disarikan oleh : Drs. H. Sutino Sasmito*
Penyuluh Agama Islam KUA Panjang Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung

Pernikahan adalah sebuah ikatan suci. Mengikat laki-laki dan wanita menjadi suami istri lengkap dengan hak dan kewajibannya; peluang pahala dan surga.
Namun terkadang, suami atau istri terperosok dalam dosa dan kesalahan terhadap pasangannya hingga melukai dan meresahkan. Sebab dosa-dosa terhadap pasangan, selain merupakan kedurhakaan kepada Allah juga merupakan pengganggu dalam mewujudkan tujuan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.
Setiap manusia, baik suami atau pun istri, ia pasti pernah melakukan dosa dan kesalahan. Namun ada dosa dan kesalahan yang lebih meresahkan jiwa pasangan dibandingkan kesalahan lainnya.

1. Berburuk sangka kepada istri

Berburuk sangka (su’udhan) merupakan hal yang diharamkan Islam. Meskipun buruk sangka adalah amalan hati, namun ia bisa mempengaruhi ucapan dan perbuatan sehingga istri resah karena ia selalu dicurigai dan dianggap bersalah.
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ
“Waspadalah dengan buruk sangka karena buruk sangka adalah sejelek-jeleknya perkataan dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada suami yang berburuk sangka kepada istrinya soal amanah keuangan. Ketika ada uang berkurang, suami langsung berburuk sangka dan menuduh istrinya. Padahal uang tersebut telah habis digunakannya sendiri. Atau ketika ada uang hilang, ia segera berburuk sangka dan menuduh istrinya telah mengambil uang tersebut. Setelah dicari ternyata ketemu di tempat lain, misalnya di celana sebelumnya.
Ada suami yang berburuk sangka kepada istrinya soal cinta dan kesetiaan. Ia selalu curiga ketika ada telpon untuk istrinya, ada SMS masuk, atau ada tanda WA masuk. Saat istrinya tidur, ia membuka semua SMS, WA dan BBM yang masuk. Setiap ada telepon, ia menguping suara siapa di sana; laki-laki atau perempuan.
Yang lebih parah, ketika suami berburuk sangka kepada istrinya soal kehormatan. Ia takut istrinya selingkuh, padahal ia tahu istrinya seorang yang shalihah. Ada sebuah anekdot, untuk memastikan istrinya tidak selingkuh, seorang suami setiap hari menggambar cicak di perut istrinya, dengan kepala menghadap ke bawah. Setiap sore ia periksa apakah gambar itu masih terbaca. Hari itu, kebetulan sang istri membeli lulur baru. Ia membersihkan seluruh bagian tubuhnya dan tanpa disadari gambar cicak itu hilang. Ia khawatir nanti suaminya curiga yang tidak-tidak. Maka ia pun menggambar kembali cicak itu di perutnya. Sayangnya, ia tidak sadar bahwa ia keliru menggambar terbalik, cicaknya menghadap ke atas. Sang suami pun marah, “Apa yang kau lakukan, mengapa gambar cicaknya telah berubah?” Sang istri yang dituduh bukan-bukan tak mau kehilangan akal. “Mungkin cicak ini nggak tahan baunya, jadi ia berbalik menghadap ke atas.”

2. Malas mencari nafkah

Di antara kewajiban suami terhadap istri adalah memberikan nafkah. Di antaranya adalah nafkah materi berupa tempat tinggal, pakaian dan makanan.

وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

“Mereka (istri-istri itu) berhak mendapatkan nafkah dan pakaian yang layak, yang menjadi tanggung jawab kalian (para suami)” (HR. Muslim)
Dosa suami yang meresahkan istri, di antaranya adalah, ketika suami malas mencari nafkah. Ketika keluarganya kekurangan, dengan santainya ia menyuruh istrinya meminta kepada orang tua. “Minta saja ke orang tuamu, orang tuamu kan kaya. Buat apa sih harta sebanyak itu kalau tidak untuk anaknya. Toh bulan ini kita belum minta kan”
Dosa suami semacam ini membuat istrinya resah. Ia malu jika terus menerus minta kepada orang tua padahal jika suaminya mau bersungguh-sungguh, ia bisa mencari nafkah tanpa harus menggantungkan kepada orang tua atau mertua.
Dalam ungkapan Jawa terdapat istilah yang menarik untuk menyindir dosa suami model begini. “Mo limo,” bunyi ungkapan tersebut, “mangan melu mertuo mergawe moh.” Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya: “Makan ikut mertua, bekerja tidak mau.”
Meskipun tidak banyak suami model malas begini, namun kenyataannya ada. Semoga Allah melindungi kita dari yang demikian adanya.

3. Pelit memberi nafkah

Ini sedikit berbeda dibandingkan poin kedua. Sang suami sudah mencari nafkah, bahkan ia tergolong sudah kaya. Namun, ia sangat pelit dalam memberikan nafkah kepada istrinya.
“Ini uang 1 juta, harus cukup untuk satu bulan ya. Termasuk membayar SPP anak-anak.” Mendengar itu sang istri hanya bisa diam. Lalu ia pergi ke kamar dan menangis. Ia takut jika meminta akan dimarahi seperti biasanya, namun ketika ia menerima ia tahu uang itu tidak akan cukup sebulan.
Pernah seorang wanita mengadukan kepada Rasulullah betapa pelitnya suaminya. Ia pun lantas bertanya apakah boleh mengambil harta suaminya demi memenuhi kebutuhan pokok karena sebenarnya suaminya itu kaya dan banyak uangnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun lantas mengijinkannya mengambil sesuai kebutuha pokok.
Ibnu Qudamah menegaskan, “Memberikan nafkah kepada istri hukumnya wajib sebagaimana firman Allah dalam surat Ath Thalaq ayat 7.

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Sedangkan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya…” (QS. Ath Talaq: 7)

4. Tidak memberikan nafkah biologis kepada istri

Dosa lain yang tak kalah meresahkan bagi istri adalah ketika suaminya tidak memberikan nafkah biologis kepadanya tanpa adanya udzur syar’i. Pada sejumlah kasus, dengan berbagai alasan klise, seorang suami tidak memberikan nafkah biologis kepada istrinya. Hal itu termasuk dosa karena suami istri wajib untuk memenuhi hak-hak pasangannya.
Bentuk yang lebih sering terjadi dan tidak disadari adalah suami hanya mementingkan hajatnya terpenuhi. Mereka melakukan hubungan di malam hari, namun sang suami cepat keluar dan meninggalkan istrinya begitu saja tanpa memberikan kepuasan kepadanya. Hal ini termasuk dosa.

5. Mengkhianati cinta istri

Menikah adalah sebuah komitmen suci untuk hidup bersama dan saling setia. Namun kita lihat akhir-akhir ini, berita tentang kasus pengkhianatan cinta semakin banyak. Mulai selingkuh, berzina, hingga yang terselubung dalam bentuk pacaran dengan wanita yang tidak halal baginya.
Suami selingkuh, dalam kasus ini, merupakan dosa yang paling meresahkan dibandingkan dengan suami berzina dengan pelacur. Sebab selingkuh bukan hanya sekedar berzina tetapi juga ada ikatan cinta dan hubungan emosional. Wajar jika istri sangat marah dan tersakiti sebab ia dikhianati dan diduakan dengan wanita yang tidak halal.
Meskipun demikian, bukan berarti zina di mata Allah dosanya ringan. Sangat berat. Sebab Allah Subhanhau wa Ta’ala bukan hanya melarang zina tetapi juga melarang mendekati zina.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’: 32)
Demikian 5 dosa suami yang paling meresahkan istri. Insya Allah di lain kesempatan akan kita bahas lanjutannya, yakni 10 dosa suami yang paling meresahkan istri serta 10 dosa istri yang paling meresahkan suami. (wallahu’alam bishshowwab).